SpongeBob SquarePants
Wawan Setiawan
kumpulan gambar bergerak
Wawan Setiawan
Wawan SetiawanTKJ: Mengetahui Dampak Dari Perkembangan Internet

Total Pageviews

Thursday, June 1, 2017

Mengetahui Dampak Dari Perkembangan Internet




Berikut berbagai reaksi yang diambil dari selayang pandang “Kehidupan Digital pada 2025.”
Informasi Tak Kasat Mata
David Clark, ilmuwan senior Massachusetts Institute of Technology: “Kian banyak peranti yang akan memiliki semakin banyak pola unik komunikasi, ‘jejaring sosial’ sendiri, yang bermanfaat dalam membagi dan mengumpulkan informasi serta melakukan kendali dan aktivasi otomatis. Semakin banyak manusia berada dalam lingkungan yang pengambilan keputusannya dilaksanakan oleh seperangkat peranti yang saling bekerja sama. Internet (dan komunikasi melalui komputer secara umum) akan lebih meluas tapi tak terlalu kentara. Segala aktivitas kita akan tersangkut Internet.”

Pendidikan Merata
Hal Varian, kepala ekonom Google: “Dampak terbesar [Internet] bagi dunia adalah akses luas terhadap pengetahuan manusia. Orang terpintar di dunia saat ini mungkin terpaksa membajak sawah di India atau Cina. Membuat dirinya dan  jutaan lain yang bernasib sama dapat  mengakses Internet akan berdampak besar dalam sejarah peradaban manusia. Perangkat bergerak yang murah akan tersedia di seluruh dunia, dan sarana pendidikan seperti Khan Academy akan dapat dijangkau semua orang. Efeknya terhadap melek angka dan melek hurup akan sangat besar. Akibatnya, penduduk dunia akan menjadi lebih terdidik dan melek informasi.”

Hari-hari Suram
Llewellyn Kriel, direktur utama TopEditor International Media Services: “Semuanya – segala hal – akan tersedia secara daring dan berbayar. Terorisme Internet akan menjadi hal umum. Privasi dan kerahasiaan data pribadi jadi masalah usang. Penyakit daring — mental, fisik, sosial, kecanduan — akan menyebar dan mengganggu banyak keluarga dan kelompok masyarakat. Perpecahan akibat Internet akan membesar dan memburuk sehingga negara atau organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-bangsa takkan mampu menanggulanginya. Masyarakat dunia pun akan terbelah antara negara kaya dan miskin. Perusahaan dunia akan mengeksploitasi polarisasi itu. Jejaring bandit digital akan menjadi tren. Terorisme, baik secara berkelompok maupun sendiri-sendiri, menjadi hal biasa. Dunia akan semakin tak aman. Kecakapan dan wawasan pribadi belaka yang akan menjadi juru selamat.”

Absennya Kesiapan Geopolitik
Randy Kluver, profesor komunikasi Texas A&M University: “Aspek paling terlupakan dari dampak tersebut menyangkut Internet dari sudut pandan geopolitik. Belum banyak ahli yang menitikberatkan perhatian pada masalah itu. Namun, pertumbuhan media digital menjanjikan retaknya hubungan antarnegara secara signifikan. Beberapa hal terpenting di antaranya perkembangan gerakan/aktor politik yang sifatnya multinasional, maraknya negara virtual, dampak upaya diplomasi digital, peran informasi dalam menggerogoti hak istimewa negara (pikirkan Wikileaks), dan…perkembangan konflik di ranah maya (secara simetris maupun asimetris).”
Ancaman itu menurut para pakar cukup beralasan. Sebab, konglomerat media telah berkonsolidasi dan fenomena belakangan para ISP justru yang menjadi penyedia konten yang sebenarnya. Dengan penguasaan konten, para ISP bisa mengondisikan konten apa yang dikonsumsi orang dengan dasar motif keuntungan dan kompetisi.
Sementara itu, perhatian terakhir para ahli yakni soal meledaknya data dan informasi yang beredar. Dipadu dengan tumbuhnya ponsel pintar dan media sosial makin membuat pengguna makin candu dengan gadget dan perangkat mereka. 
Kondisi ini mengkhawatirkan, sebab kasus kecanduan di internet telah membuat anak-anak sekolah lupa dengan kewajiban belajar mereka. Bahkan, orang tua di Tiongkok terpaksa mengirim anak mereka dalam bootcamp ala militer, untuk menangani problem kecanduan internet dan game online. (art)
Kemajuan teknologi informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan internet pada hakikatnya telah memunculkan dua hal yang kontras. Ibarat pedang bermata dua, di satu sisi, internet berperan signifikan bagi perkembangan masyarakat, baik secara ekonomis maupun sosiologis. Di sisi lain, internet juga telah memicu maraknya pornografi, pelanggaran hak cipta, dan berbagai transaksi ilegal berbasis internet lainnya.
Namun harus diakui, internet juga telah mendorong akselerasi perekonomian di berbagai belahan dunia. Ini dimungkinkan karena secara fungsional (lewat program e-government, e-procurement, e-commerce, dan berbagai aplikasinya), internet dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perekonomian dan pemerintahan.
Internet memang merupakan kemajuan peradaban manusia yang fenomenal. Dengan internet, aktivitas manusia sekarang sudah tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu. Segala bentuk informasi yang disampaikan lewat internet  dapat diakses di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Lebih dari itu, teknologi internet juga terbebas dari berbagai birokrasi atau pembatas.
Tak pelak lagi, dengan keunggulan seperti itu internet pun akhirnya menjelma menjadi media yang sangat efektif dalam menunjang pembentukan sebuah komunitas. Dengan kata lain, perkembangan internet lambat laun bukan lagi sekadar tren, melainkan telah berubah menjadi suatu kebutuhan.
Sebuah studi dari Pew Internet & American Life Project juga memperkirakan bahwa kemajuan teknologi informasi (internet) akan berdampak signifikan terhadap perubahan sosial, politik dan ekonomi di masa mendatang. Temuan ini merupakan hasil riset terhadap 742 responden melalui internet, yang melibatkan berbagai praktisi internet, pengamat, konsultan, lembaga pusat informasi serta jurnalis yang sudah terkenal. Di antara mereka ada Yahoo, France Telecom, International Telecommunication Union (ITU), Qualcomm, Harvard University, CNN, Adobe Systems, Forrester Research, dan Singapore Internet Research.
Pandangan mereka tentang dampak internet terhadap kehidupan sosial, politik dan ekonomi di tahun 2020 nanti memang beragam. Namun, umumnya mereka setuju bahwa teknologi itu akan berkembang. Pandangan mereka mengenai kemajuan teknologi ini merupakan jawaban dari tujuh skenario yang disusun Pew Internet & American Life Project tentang dampak perkembangan internet di masa mendatang.

Perkembangan Jaringan global
Mayoritas responden setuju dengan skenario yang menyatakan bahwa jaringan global berbiaya rendah akan berkembang di tahun 2020 serta mudah didapat oleh sebagian besar masyarakat dunia. Mereka pun setuju bahwa penggelaran teknologi tersebut membuka peluang untuk keberhasilan banyak orang dalam berkompetisi secara global.
Namun minoritas responden mengatakan tidak yakin akan adanya iklim kebijakan yang mendukung berkembangnya internet. Menurut mereka, pusat kekuasaan bakal menjaga kepentingan-kepentingan mereka saat ini dengan menelurkan kebijakan yang mengendalikan informasi dan komunikasi.

Kendali manusia dengan teknologi
Kebanyakan responden mengatakan bahwa manusia akan tetap mengendalikan teknologi baik sekarang maupun di tahun 2020 nanti. Kendati demikian, ada kekhawatiran terhadap kemajuan teknologi yang pada akhirnya akan menciptakan mesin dan proses yang melebihi kendali manusia. Yang lainnya mengatakan, mereka khawatir bahwa kemajuan teknologi akan disalahgunakan.

Keterbukaan vs privasi
Ada harapan yang berkembang luas bahwa orang secara sadar atau tidak sadar ingin lebih terbuka tentang dirinya. Dengan cara itu mereka akan mendapatkan banyak manfaat walaupun secara privasi mereka akan banyak kehilangan. Dalam pandangan mengenai apakah dunia akan lebih baik dengan adanya keterbukaan dari individu atau lembaga, responden terbelah menjadi dua. Tercatat 46% dari mereka setuju adanya manfaat lebih banyak dengan melakukan transparansi, baik dari individu maupun lembaga. Sebaliknya, 49% dari mereka ini tidak setuju dengan pandangan tersebut.

Pihak-pihak yang kontra terhadap teknologi
Sebagian besar responden setuju bahwa masih ada orang yang belum terhubungkan dengan internet karena keterbatasan ekonomi; serta orang yang melakukan kontra terhadap kemajuan teknologi yang akan muncul di tahun 2020. Mereka ini akan membentuk komunitas sendiri yang terpisah dari masyarakat modern, dan mereka akan melakukan aksi sebagai protes terhadap teknologi. Di lain pihak, banyak responden yang tidak setuju bahwa kekerasan lebih banyak muncul karena konflik agama, ekonomi atau politik.

Memaksakan atau “bergantung” pada dunia virtual
Banyak responden setuju bahwa negara yang masyarakatnya terhubungkan dengan internet akan menyediakan waktu lebih untuk membentuk dunia yang terhubungkan dengan jaringan. Hal ini akan menumbuhkan produktivitas dan menciptakan banyak manfaat. Namun, bagi beberapa pihak, hal itu akan menimbulkan ketergantungan. Ternyata, pandangan seperti itu cocok bagi sebagian responden. Akan tetapi, responden lainnya menilai pandangan itu kurang cocok.

Inggris menjadi bahasa online
Banyak responden mengatakan bahwa mereka menerima pandangan yang menyatakan kelak bahasa Inggris menjadi bahasa dunia untuk berkomunikasi secara online. Meski demikian, bahasa Inggris tidak akan menggantikan bahasa lain dalam aktivitas seharian.
Di sisi lain, sebagian besar responden menekankan bahwa keragaman bahasa adalah hal yang baik. Mereka juga melihat internet akan memberi kesempatan untuk berkembangnya bahasa sesuai dengan kulturnya. Sementara, responden lainnya mengatakan bahwa bahasa akan berkembang seiring berjalannya waktu. Begitu pun dengan perkembangan internet yang didukung dengan perubahan jaman.

Prioritas pengembangan
Di masa datang, membangun kapasitas jaringan dan menyalurkan pengetahuan tentang teknologi untuk membantu mereka yang belum memakai jaringan adalah dua hal yang menjadi prioritas mereka. Hal ini dikemukakan oleh 78% responden tentang prioritas mereka dalam pengembangan dana dan waktu di masa depan dalam kaitannya dengan jaringan internet.
Dalam buku tersebut, kedua “global thinker” itu berkolaborasi memaparkan visi-visi mereka tentang masa depan. Dalam satu kalimat, dunia masa depan menurut mereka adalah sebuah dunia di mana orang-orang saling terhubung—dunia yang penuh dengan tantangan dan membuka banyak kesempatan bagi setiap orang. Schmidt dan Cohen menggabungkan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pelik tentang masa depan.
Contohnya, kekuatan siapakah yang lebih besar di masa mendatang—sebuah negara atau warganya? Akankah teknologi mempermudah atau mempersulit teroris dalam melakukan aksinya? Ketika orang-orang telah terhubung melalui internet, perubahan apakah yang akan terjadi dalam perang, diplomasi, dan revolusi di masa depan? Lalu, bagaimana teknologi dapat membantu membangun masyarakat?
Perkembangan teknologi kembali membawa kemungkinan menakjubkan. Sebuah teknologi bernama ‘Grid’ diklaim 10.000 kali lebih cepat daripada koneksi broadband internet yang ada sekarang. ‘Grid’ pun digadang-gadang akan menggantikan internet di masa depan.
‘Grid’ disebut mampu mengunduh video film hanya dalam hitungan detik. Memang sulit dipercaya, namun ‘Grid’ ini dibesut oleh CERN, pusat penelitian ilmiah terkemuka Eropa yang dulu juga berjasa amat besar dalam mengembangkan World Wide Web.
Teknologi ‘Grid’ juga diklaim mampu mengirimkan gambar kualitas sangat tajam dengan cepat, game online secara bersamaan dengan jutaan pemain serta video telepon dengan ongkos murah.
David Britton, profesor di Glasgow University yang memimpin penelitian menyatakan, ‘Grid’ bisa mengubah kehidupan masyarakat. Dengan kekuatan teknologinya, generasi masa depan akan berkomunikasi dengan cara yang tak terbayangkan oleh generasi masa kini.
Untuk awalnya, kecanggihan teknologi itu akan dipertunjukkan tak lama lagi dalam menginvestigasi terjadinya alam semesta. Adapun jaringan awal terdapat di berbagai negara termasuk Inggris, Amerika dan Kanada, yang terhubung dengan laboratorium CERN.
Sampai saat ini menurut CERN, sebanyak 55.000 server telah dimanfaatkan dalam pengembangan ‘Grid’, dengan perangkat fiber optik dan routing tercanggih. Kita tunggu saja apakah benar ‘Grid’ nantinya memang akan merevolusi pemakaian internet.

No comments:

Post a Comment